Rabu, 21 Juni 2017

Pengalaman Di Bulan Ramadhan 2017 Seorang Noor Azmi Fachri Hauzan


     Hey, apa kabar para pembaca blog? udah lama banget ya gue ga posting sesuatu disini. Terakhir gue nulis disini adalah satu tahun lalu, dimana gue mendedikasikan diri untuk bilang "I Am Move On" kepada dunia atas Bayang-bayang Mantan gue. And Well, cerita gue tahun lalu sepertinya ga laku kalau yang gue liat dari statistik pengunjung blog, Cerita gue yang paling laku sendiri masih tulisan di jaman gue SMA tentang  "Jatuh Cinta Diam-Diam Pada Teman Sekelas"  , Gue juga gatau kenapa tulisan 4 tahun lalu itu masih banyak banget yang baca sampai sekarang dan bahkan masih ada orang-orang baik yang meninggalkan jejaknya dengan berkomentar di postingan tersebut. Apresiasi seorang blogger yang paling dia senangi adalah saat ada yang berkomentar, mau itu positif ataupun negatif. Jadi jangan lupa ya untuk berkomentar di postingan ini, Selamat membaca :D




     Pada postingan ini gue bakal sedikit lebih blak-blakan tentang cerita pribadi gue dan ini bisa dibilang bukan aib sih, cuman kayaknya mungkin image gue bakal turun di kalian teman-teman gue yang baca, atau image bagus gue sebagai penulis blog ga jelas juga bakal nambah ga jelas karena cerita yang agak vulgar ini. Oke yuk kita mulai. Menginjak usia 21 tahun memanlah gak mudah, banyak banget tantangan demi tantangan yang bakal dihadapi. Mau itu yang udah di depan mata atau yang sebentar lagi bakal datang atau yang jauh sekalipun, tantangan itu pasti akan datang. Buat yang masa remajanya "Gagal", mungkin pada fase umur 21 tahun ini pasti banyak yang udah bosen hidup atau menyerah sama keadaan. Gagal disini maksud gue adalah ketika fase Remaja, elu udah kenal sama yang namanya Pergaulan Bebas. Banyak banget itu isinya pergaulan bebas, masa harus gue sebutin, istilah kasarnya mah "Dewasa Sebelum Waktunya". Gue pribadi ga bisa di bilang berhasil atau gagal. Meskipun tampak luarnya gue mungkin di bilang orang berhasil seperti di kampus nilai IPS (Indeks Prestasi Sementara) setiap semester selalu mendapat nilai yang memuaskan, tapi percayalah bro, di dalam hati ini sebenarnya gue kosong. Gue kosong banget. Dulu waktu gue SMA kelas 3, Saat hasil UN gue keluar, nilai-nilai gue kecil banget. Gue sempet ga pede karena itu. Ga pede buat yang namanya ngelamar pekerjaan, ga pede buat daftar kuliah. Tapi gue coba  pede dengan daftar kuliah di kampus yang imposible banget buat gue kuliah disana. Karena di belum ada Alumni SMA gue yang masuk kampus favorit di Jakarta tersebut. Gue daftar lewat jalur SNMPTN, Hasilnya gue gagal. Ga nyerah gue daftar lewat jalur SBMPTN tapi gue mulai sadar diri dari mendaftar buat di Kampus Negeri di kota gue sendiri. Hasilnya? Gue gagal lagi. Saat itu sahabat gue yang paling sering diledekin kalau lagi ngumpul adalah satu-satunya orang yang berhasil diantara geng persahabatan gue ini. Ya gatau dia make orang dalem atau murni, yang jelas selain gue pribadi merasa bangga karena sahabat gue bisa ngampus di kampus negeri, gue juga merasa rada iri. Dari situ sepertinya gue mulai merasa kalau "Allah Swt. itu ga adil ke gue". 

    Kenapa gue merasa demikian? Saat di SMA, bisa dibilang ga ada satupun materi tentang IPA yang gue pahamin. Padahal gue jurusan IPA. Selanjutnya, Kisah Cinta gue di SMA selalu gagal. Ga ada yang berbekas di hati, semuanya pahit. Selama SMA juga gue bahkan gak ngerasain apa itu Handphone Android, gue masih setia sama Nokia yang gue lupa tipe berapanya, ya Nokia keluaran 2001 sepertinya, padahal saat itu 2011 - 2014. Gue juga ngerasa kalau latihan Basket itu sia-sia. Kenapa? Selama gue latihan basket di sekolah, baru saat kelas 3 gue jadi Starter 5. Itupun hanya untuk 4-6 Turnamen kalau ga salah. Gue pun masuk kampus Swasta. Yeah, intinya mungkin gue kurang bersyukur, gue sadari hal itu sekarang. Tapi dampak negatif saat itu adalah, Gue mulai jauh dari Allah Swt. , Gue mulai sering meninggalkan apa yang diwajibkan oleh-Nya, Gue jauh dari Al-Qur'an, Gue lebih sering mendekati Zinah, Kata-kata kotor sering terucap dari mulut gue, Gue jadi lebih sering marah-marah kalau di rumah. Hidup gue serasa hancur. Tapi herannya, gue menikmatinya. Seolah-olah "ini semua baik-baik saja". Padahal, Ya Allah ..... Dosanya banyak banget. Gue baru sadar itu di tahun ini, tepatnya bulan Maret lalu, gue memutuskan untuk Hijrah.

    Apa yang mendorong gue Hijrah untuk pertama kalinya? Jujur, itu adalah Video yang di Upload seorang Ria Ricis di channel Youtube dia. Videonya saat gue nulis ini udah di hapus, gue juga gatau kenapa. Yang pasti di video itu dia mengingatkan kalau "Hidup di dunia itu sementara, perbanyak ibadah biar ga menyesal nantinya, Jangan pernah meninggalkan sholat 5 waktu, karena kita gatau kapan kita di panggil kembali oleh-Nya". Seketika ketika melihat itu video gue kerketuk pintu hatinya. Guepun mulai terbayang kata-kata Guru Bahasa Inggris gue di tempat Les dulu yaitu Pak Adang, beliau bilang ke gue dan anak-anak lainnya, "Mau jadi apapun kalian, jangan tinggalkan sholat 5 waktu. Mau jadi polisi, penjahat atau apapun, sholat pokoknya tetap nomor 1". Lalu gue mulai berfikir apakah ini saatnya buat gue ber-Hijrah ke jalan yang lebih benar? Gue tidak memikirkan hal itu lebih lanjut, Gue langsung buka Aplikasi di Facebook di Handphone gue. Scroll ke bawah demi ke bawah terus dan terus ga ada hal yang menarik, semua hal tetap sama, sampai akhirnya gue menemukan video yang membuat hati gue benar-benar luluh, Air Mata sampai mengalir dengan sendirinya, dan saat itu gue berniat untuk benar-benar Taubat Nasuha dan Berhijrah ke jalan yang benar. Video apasih yang gue lihat? nih ada yang ngeshare ke Youtube juga ternyata, nih videonya bro https://www.youtube.com/watch?v=xCVB2mV1kdQ . Pertama gue liat itu adalah jam 10 malam, gue nangis sambil berdoa, Ya Allah dosa hamba ini banyak sekali, apakah engkau sudi untuk memaafkan dosa-dosa ku ini ya Allah .... Gue coba ambil air wudhu, langsung sholat Isya. Selepasnya gue berdoa minta ampun sama Allah Swt. Mungkin ini terkesan lebay buat kalian para pembaca sekalian, tapi ketahuilah, saat diri sendiri merasa kalau dirinya itu banyak dosa, hidup dia bakal ga tenang, makanya saat dapet apa itu yang namanya "Hidayah" , Dia bakalan sedihnya minta ampun. Lebih-lebih dari ditinggalin pacar, Lebih-lebih dari di apain aja pokoknya. Nah udah mulai mau masuk nih ke inti dari cerita di postingan ini. 

     Besoknya gue mandi Junub dengan bermodal google, gue cari tata cara mandi junub dan doa-doanya. Aneh kan? Baru di usia 21 tahun, gue baru kali itu mandi junub secara benar. Lalu bagaimana nasib sholat gue selama setelah gue dapet mimpi basah? Apakah sah? Ya Allah .... Gue juga bisa dibilang, saat di atas 17 tahun (Baca Paragraf Sebelumnya), Saat gue bilang kalau gue mendekati Zinah disini, artinya bukan gue Zinah sama Perempuan, bukan gue "Merusak" anak orang. Tapi gue merusak diri gue sendiri dengan sering menonton video porno, bahkan ga jarang gue bermasturbasi karena puncak nafsu ini. Ya Allah .... Naauzubilah min dzalik, ampuni hambamu ini ya Allah..... *Lanjut ke Cerita. Selesai mandi junub, gue ga pede mau melangkahkan kaki ini ke Masjid. Gue merasa gue gak pantas dapat ampunan dari Allah, gue ngerasa kalau gue ini gak pantas datang ke rumah Allah, gue ngerasa gue gak pantas buat meminta ampun ke Allah. Jadi pada hari itu, gue sholat di rumah untuk Dzuhur dan Ashar. Baru saat Magribnya gue memberanikan diri ke Masjid karena gue melihat ini video "https://www.youtube.com/watch?v=S9_aYJQ4R7k". Yeah, biasanya gue ke masjid cuman buat Sholat Jumat, Sisanya sholat Fardu di rumah melulu. Saat mengikuti sholat Magrib berjamaah saat itu, gue gatau kenapa saat Imam membaca Al-Fatihah di Rakaat pertama, gue menitiskan air mata kembali. Gue teringat akan Dosa-dosa yang gue perbuat selama ini. Sampai selesai sholat, banyak orang yang ngeliat gue heran, kenapa mata gue agak merah. Yeah, setelah ikut membaca doa, gue langsung pulang. 

     Dirumah, gue kembali membuka Youtube, mencari dengan keyword "Ust. Hanan Attaki" , kenapa? Karena sebelumnya dan sebelum jauh pada hari itu, gue sering melihat nama itu ada di video-video yang banyak sekali di Share sama orang-orang. Lalu, keluarlah banyak sekali video-video singkat potongan-potongan ceramah beliau yang di edit oleh segelintir orang dengan video yang membuat orang tidak bosan untuk menontonnya. Gue pun terlarut dari video demi video sampai akhirnya waktu Isya telah tiba, gue pun kembali melangkahkan kaki gue ke masjid. Selesai sholat Isya, gue kembali melihat video beliau, sampai larut malam. Buat Ust. Hanan Attaki, kalau anda membaca tulisan gue ini, gue ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pak Ustad. Yeah, meskipun kemungkinan beliau ga bakalan sampe nyasar ke blog receh kaya blog gue gini. Oh iya, buat yang gamau ribet-ribet nyari di t=youtube, gue saranin nih buat ke Channel Islam Channel kalau nyari video Ust. Hanan Attaki. 

     Ada banyak juga orang-orang pendukung yang sangat mendukung untuk gue berhijrah ini. Yang pertama adalah Keponakan gue yang masih TK Marcello atau lebih akrab dipanggil Cello, yang saat ini berumur 6 tahun sepertinya gue lupa. Dia adalah sumber inspirasi pergi ke Masjid pertama saat gue mau mulai berhijrah, Gue kalau lagi main di rumah Saudara gue yang di PCI Cilegon, gue selalu melihat Keponakan gue si Cello ini setiap mendengar Adzan di Masjid pada waktunya, dia langsung izin ke Mamahnya untuk ke Masjid. Kadang dia berlari, kadang dia naik sepedanya. Pernah suatu hari pada hari ulang tahun dia, saat itu ada syukuran kecil-kecilan. Acara syukuran itu mulai jam 3 sore. Pada saat mau tiup lilin, Adzan Ashar berkumandang. Tebak apa yang terjadi? Marcello bilang ke Mamahnya di depan Kue Ulang Tahun dan Tamu-tamu lainnya "Mah, Cello pengen ke Masjid". Mamahnya ga ngijinin soalnya lagi banyak tamu, dan lilin belum di tiup, mamahnya bilang "Cello sholat di rumah dulu ya hari ini". Seketika muka si Cello cemberut bro, Kaya nahan nangis gitu. Mau di foto aja ga senyum dia. Gue yang ngeliat itu .... Ya Allah .... anak sekecil itu udah Cinta Sama Masjid, masa gue yang udah segede gini engga Cinta sih sama Masjid di deket Rumah gue sendiri aja deh ga usah di luar dulu. Terima Kasih Marcello udah secara ga langsung ngajarin Om buat ke jalan yang lebih baik. 

     Orang Kedua yang membantu gue berhijrah adalah teman gue semasa SMA dulu yaitu Ikey. Ikey ini semasa SMA gue tau dia itu sama kaya gue, bahkan mungkin lebih parah ya. Adalah satu kasus dulu yang bikin dia sampai masuk Penjara. Untungnya dia masih bisa ikut UN saat itu dan bisa lulus. Ikey juga sama, dia Berhijrah ke jalan yang lebih benar. Namun dia lebih dahulu daripada gue. Gue bisa liat perubahan ikey dari saat dia sering mengshare tentang Islam di sosial media dia. Mulai dari ceramah para ulama, foto dengan tulisan kalau ini lebih baik dan itu lebih buruk, dan lain sebagainya. Saat kemarin bertemu di buka bersama sekaligus reuni kelas, gue melihat sosok ikey yang beda dari 3 tahun lalu. Dari saat acara bukber itu, gue lebih sering ngobrol dengan ikey, tentang kegelisahan hati gue terhadap suatu masalah, ikey pun menjawab dengan dukungan ada hadistnya, ada di Al-Qur'an itu mah, dan lain sebagainya. Ikey benar-benar sudah berhijrah. Ikey yang dulu udah ga ada, sekarang dia udah menjadi pribadi yang lebih baik.

     Orang Ketiga adalah sahabat gue di kampus, sahabat dari semester 1 selalu bersama sampai sekarang udah masuk semester 7. Dia adalah Gusti Frasasti. Gue mulai akrab sama dia saat semester 3. Akrab membahas segala hal tentang Islam, tapi lebih ke hal-hal Ghaibnya. Tentang misteri-misteri yang sebelumnya gue ga percaya, tapi dengan mata kepala gue sendiri gue dapat bukti nyatanya kalau hal-hal mistis itu benar adanya. Hal tersebut gue ketahui dari seorang Gusti Frasasti. Gue belajar banyak dari dia. Kegigihan, Kepemimpinan, Kesetiaan. Bisa dibilang, Gusti ini adalah sesosok Kakak buat gue di kampus. Dia udah sering menangani hal-hal mistis dulu di SMA katanya. namun semenjak kuliah ini, dia udah meninggalkan dunia mistis, tapi kejadian saat gue semester 6 kemarin membuat seorang Gusti kembali berurusan dengan hal-hal Ghaib lagi. Jadi di kampus ceritanya ada yang kesurupan dan Gusti sedikit membantu menagani hal tersebut. Ya intinya, he's my best friend in collage.

     Singkat cerita, bulan Ramadhan 2017 telah tiba. Gue udah meniatkan untuk sholat Tarawih secara full. Ga ada bolong-bolongnya. Gue juga berniat lebih banyak sholat Fardu di Masjid, intinya lebih sering ke Masjid. Gue juga meniatkan untuk kembali membaca Al-Qur'an. Tapi nyatanya Tarawih Berjamaah gue bolong saat Hujan besar melanda Indonesia. Sebenarnya gue bisa aja sholat di Masjid, Namun rumah gue yang sudah tua ini bocor. Rumah gue kebanjiran. Gue ga tega ninggalin Ibu dan Adik-Adik gue di rumah buat ngurus barang-barang dan buat ngeringin banjir. Tapi setelah banjir kering dan rumah udah beres, udah bersih, gue mencoba browsing di Internet, "Apakah boleh Sholat Tarawih Di Rumah?". Jawabannya Boleh. Gue juga sebelumnya telah banyak mendengar kalau Sholat Tarawih itu awalnya dilakukan Rasulullah Saw. sendirian di Masjid, namun selama 3 hari beliau Sholat Tarawih di Masjid, banyak orang-orang yang mengikutinya jadi berjamaah sholatnya. Untuk menghindari kekeliruan, akhirnya di hari ke 4 Rasulullah Saw. Sholat Tarawih di rumah. Nah, oleh karena itu, setelah rumah gue bersih lagi sekitar pukul 11 malam, dengan badan udah pegal-pegal, gue mencoba Sholat Tarawih di rumah. Bermodal Google, gue pun membaca doa-doa setelah Sholat Tarawih dan Sholat Witirnya. Yeah, itulah awalnya gue Sholat Tarawih di rumah. Padahal sebelumnya, Saat bukber sama siapapun, gue selalu pamit duluan dan selalu di bilang ga asik. Tapi ya gue mah ga terlalu mikirin, yang penting ibadah gue lancar :)

     Membaca Al-Qur'an bisa membuat hati menjadi tenang, bisa juga membuat kita menjauhi larangan-larangan-Nya. Dan gue lupa kapan terkahir kali gue membaca Al-Qur'an. Pada hari ke 15 puasa, dengan dorongan niat yang amat besar, gue mengambil Al-Qur'an yang ada di atas lemari gue. Gue masih ingat betul, itu adalah Al-Qur'an pertama yang di kasih oleh Ibu gue saat gue kecil dulu. Saat gue masih belajar, Saat gue baru selesai tamat Juz'Ama. Gue masih inget banget, gue seneng banget karena di kasih itu Al-Qur'an. FYI (For Your Information), ibu gue adalah guru sekolah agama atau biasa disebut TPQ (Taman Pendidikan Qur'an) kalau disini. Jadi itu adalah tempat belajar anak-anak TK-SD belajar Al-Qur'an dan segala hal tentang Islam. Ibu gue adalah pendiri TPQ Ar-Rahmah yang ada di komplek rumah gue. Jadi dulu waktu gue kecil, gue di ajarin ngaji dan hal-hal islam oleh ibu gue. *Kembali ke cerita, Saat itu gue ambil Al-Qur'an tersebut dari atas lemari. Kondisinya udah sangat berdebu. Gue coba ambil tisu dan gue basahkan dengan air lalu gue bilas tisu basah itu ke sampul Al-Qur'an tersebut dan akhirnya Al-Qur'an kembali bersih. Gue mulai dari Surat paling awal, Al-Baqarah. Sepintas saat ngaji, gue ngeliat ada Coretan-coretan kecil di penanda ayat berakhir. Cuman coretan kecil titik pulpen, gue samar-samar itu adalah tangan gue sendiri yang nyoret dulu kalau udah selesai ngaji dengan di pandu ibu gue. Yeah alhamdulillah gue akhirnya kembali membaca Al-Qur'an.

     Apa cerita uniknya? Jadi pada suatu malam, gue gatau itu malam keberapa, gue lupa. Malam itu gue lagi ngaji sekitar jam 00.30 malam. Ayah gue pada saat itu pamit pergi mancing pada jam 20.30 setelah tarawih. Ketika gue lagi ngaji, tiba-tiba gue denger ada suara pintu pagar rumah gue kebuka, kaya ada yang ngebuka gitu. Dalam hati, gue pikir itu Ayah gue. Cuman makin gue cuekin, kok ga ada bunyi motornya ya. Gue penasaran, gue liat lewat jendela kamar, bener aja motornya ga ada, cuman pager doang kebuka sedikit. Lihat keluar, ga ada orang. Makin penasaran, gue coba keluar kamar, buka kunci rumah dan keluar rumah, gue liat cuman ada seekor kucing warna hitam gede banget. Ukurannya ga kaya kucing-kucing pada umumnya. Gue liat itu kucing, si kucing diam sambil melihat gue. Cukup lama kita tatap-tatapan, sampai gue tersadar oleh suara ibu gue yang bilang "Pintunya tutup aja Fahri banyak nyamuk". Gue langsung nutup pintu, lewat jendela rumah gue liat keluar lagi, itu kucing udah ga ada. Gue lanjut ngaji sampai waktunya Sahur. Saat selesai Sholat Subuh di Masjid komplek biasa, gue pulang terlebih dahulu, biasanya selama ramadhan ini, gue emang sering dengerin Kultum setelah Subuh sih, cuman ini gue pulang duluan karena gue Sakit Perut alias Mules alis Pengen Buang Air Besar hahahaha. And Guess What Happend? Di tengah perjalanan pulang gue dari Masjid, gue emang jalan agak cepet karena udah kebelet banget, Tiba-tiba gue ngerasa ada yang ngikutin, gue liat belakang ga ada orang, gue liat samping kanan ga ada orang juga, gue liat samping kiri, bener aja, ada kucing hitam pekat yang 3 jam sebelumnya gue liat depan rumah. Dia jalan ngikutin gue sampai rumah, sampai depan rumah gue ngunci pagar rumah pas liat luar pagar lagi, si kucing ga ada. Liat sekitar juga ga ada. Gue tau, kalian semua pasti menyangka ini gue karang-karang ceritanya. Tapi guys, gue berkata jujur. Gue juga gatau maknanya apa. Gue cuman berharap, itu kucing adalah Malaikat, mengingat di bulan Ramadhan ini ada malam yang disebut Lailatul Qhod'r. Yaitu malam yang lebih baik daripada malam-malam lainnya. Yang konon katanya pada malam itu semua malaikat bahkan Jibril ikut turun ke Bumi, saking semua pengen turun, Ribuan Malaikat sampai berdesakan untuk turun ke Bumi, sampai-sampai membuat langit itu jadi cerah sangat cerah. Suasana jadi tenang, sunyi tapi tenang. Angin berhembus tapi sepoy-sepoy nikmat gitu kaya di pantai pokoknya. Intinya, gue ga bisa bilang itu kucing malaikat yang nganter berkah lailatur qhod'r ke rumah gue, gue cuman bisa berharap kalau hal yang gue fikirkan adalah benar demikian adanya.


     Di Ramadhan ini juga, gue  dapet kabar ga enak. Yaitu perpisahan atau putusnya salah satu sahabat gue dengan pacarnya. Kenapa gue kaget? Soalnya mereka ini udah bersama sejak SMA dulu. Mereka udah ngelewatin hal-hal banyak bersama. Keluarga mereka udah sama-sama ngedukung mereka. Mereka udah istilahnya mah, udah keliatan kaya best couple. But why must end? Gue diceritain hail tersebut saat 1 hari sebelum bulan ramadhan. Siang itu, geng persahabatan gue 4 orang ini lagi nongkrong di Mcdonald, ngobrol-ngobrol segala macem, sampai akhirnya si sahabar gue ini cerita kalau dia udah ga sama si ceweknya lagi. Sekian panjang dia cerita, gue ambil intinya aja buat di tulis disini. Intinya adalah, Mau udah sedekat dan selama apapun kalian dalam hubungan yang bernama "Pacaran" , kalau belum diikat dalam hubungan yang bernama "Pernikahan" , makanya hubungan itu bisa kandas di tengah jalan. Jangankan orang yang Pacaran, orang yang Nikah ada bisa Cerai kok. Apalagi, di dalam Islam tidak ada itu yang namanya pacaran. *Oke balik kecerita. Jadi setelah sahabat gue cerita itu, gue tau kalau meraka putus secara baik-baik, karena sahabat gue bilang "Sesuatu yang dimulai dengan baik harus di akhiri dengan baik pula". Dia juga bilang ke si ceweknya yang baru putus itu, dia bilang "Udah jangan merasa bersalah, kalau ada yang nanya bilang aja saya yang salah, saya yang bikin hubungan ini putus, jadi jangan merasa bersalah ya". Oh man, you're a good person. Menurut gue itu ada baiknya juga sih. Dengan itu dia terlepas jadi ikatan yang bernama "Pacaran", dia juga udah satu langkah lebih jauh dari yang namanya Zinah. Meskipun yang gue tau, sahabat gue ini anaknya polos banget dan kayanya ga bakal mungkin ngelakuin hal-hal yang mendekati Zinah begitu, ceweknya juga Islamnya kuat banget. Cara dia berpakaian juga udah Syar'i. Mereka pacaran secara sehat, tapi ya balik lagi di awal, "Di dalam Islam ga ada yang namanya Berpacaran". Doa gue cuman satu buat mereka, karena gue udah menganggap mereka udah sangat cocok, makanya gue berharap mereka bisa berjodoh dan akhirnya menikah. Meskipun ya sahabat gue ini udah bilang kalaupun seandainya si cewek ngajak balikan, dia ga bakal mau. Tapi perlu kau ketahui wahai sahabatku, Allah Swt. itu Maha Membolak Balikan Hati.

     At Least, mungkin itu pengalaman Ramadhan 2017 gue sampai hari ke 27 Ramadhan ini. Gue rencananya mau mudik hari ini, Doa-in ya biar gue selamat sampai tujuan. Semoga cerita gue di atas bisa sedikit membantu mencerahkan pemikiran kalian. Pesen gue adalah "Yuk Kita Taubat, Kita masih di kasih kesempatan hidup, artinya kita masih di kasih kesempatan untuk kejalan-Nya yang lebih benar. Yuk Hijrah :D"


Salam Penulis Labil, Noor Azmi Fachri Hauzan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar